Mitos SEO yang tidak berpengaruh di Ranking pencarian Google terkadang membuat orang – orang masing bingung untuk mengajarkannya. karena selain algoritma Google yang berubah, tidak ada formula pasti dari penerapan SEO agar sebuah website tetap digjaya di puncak ekosistem pencarian Google.
SEO terus berkembang begitu cepat sehingga terkadang kita sulit mengikutinya. Selama bertahun-tahun, banyak spekulasi bermunculan tentang SEO, seperti di pasar saham yang penuh dengan rumor dan dugaan.
Mitos-mitos SEO juga semakin bertambah. Banyak diantaranya muncul karena para ahli SEO berusaha keras menebak langkah selanjutnya dari Google. Ironisnya, beberapa orang terlalu bergantung pada pernyataan resmi Google hingga seolah hidup dan mati hanya berdasarkan kutipan dan komentar dari tim humas mereka.
Daftar Isi
6 Mitos SEO yang Tidak Berpengaruh di Ranking Pencarian Google
Mari kita tinggalkan frasa SEO sudah tidak ada lagi dan mulai fokus pada fakta-fakta yang lebih jelas dan konkret daripada sekadar mitos. SEO belum mati dan tidak akan hilang dalam waktu dekat. SEO masih sangat hidup dan berkembang di mana-mana.
SEO bukanlah trik cepat. Ini bukan sesuatu yang bisa langsung menempatkan situs web baru di puncak hasil pencarian seperti sulap. Sebaliknya, SEO adalah industri yang terus berubah.
Tidak ada rumus instan untuk algoritma SEO yang selalu diperbarui. Anda harus menyesuaikan strategi dan bersikap alami. Jika tidak, upaya Anda bisa dianggap mencurigakan oleh Google.
Banyak orang merasa stres dan frustasi saat tidak melihat hasil SEO secara instan. Mereka cenderung menyalahkan alat atau agensi SEO. Namun, seperti halnya dunia ini tidak diciptakan dalam satu hari, hasil SEO yang baik juga butuh waktu. Hasil yang baik datang dengan proses, bukan instan.
1. Menggunakan Konten Bertab Dapat Merugikan Situs Anda
Konten bertab awalnya dirancang untuk membuat tampilan situs web lebih rapi dan memudahkan pembaca agar tidak merasa kewalahan. Dengan fitur ini, konten bisa disembunyikan atau ditampilkan hanya dengan satu klik. Namun, apa yang awalnya baik untuk pengguna ternyata bisa menjadi buruk bagi mesin pencari.
Teks yang tersembunyi di balik tab atau bagian yang bisa diperluas dianggap buruk untuk SEO karena bot pencari tidak bisa membaca teks tersebut. Akibatnya, situs tersebut tidak bisa diindeks dengan baik atau mendapatkan peringkat yang tinggi.
Google pernah menghukum situs yang menggunakan konten “klik untuk memperluas” karena dianggap menyembunyikan informasi dari pengguna, yang bertentangan dengan prinsip keterbukaan informasi. Namun, meskipun begitu, ada beberapa kebenaran di balik kekhawatiran Google karena ada situs yang mencoba menipu sistem.
Dilansir dari cognitiveseo.com Menurut John Mueller dari Google, ada kemungkinan halaman yang menggunakan konten bertab tidak akan mendapatkan peringkat yang baik karena pengguna tidak bisa melihat kontennya secara langsung.
Dari sudut pandang Google, ini menjadi masalah karena ketika pengguna diarahkan ke halaman dengan konten tersembunyi, mereka mungkin merasa tertipu jika tidak langsung menemukan informasi yang dicari.
Meskipun begitu, kita perlu mengerti bahwa Google menghukum situs web yang menyembunyikan teks dengan cara yang menipu.
Matt Cutts menjelaskan dalam sebuah video bahwa menggunakan JavaScript untuk menyembunyikan atau memperluas konten sebenarnya adalah praktik yang diperbolehkan. Banyak situs e-commerce menggunakan metode ini untuk membuat tampilan situs mereka lebih mudah diakses dan ramah pengguna.
2. Lebih banyak Tautan Lebih Baik daripada Memperbanyak Konten
Dulu, memiliki lebih banyak tautan dianggap lebih penting daripada memiliki banyak konten untuk mendapatkan peringkat tinggi di Google. Pada saat itu, tautan dianggap sangat berharga.
Membangun tautan dengan teks jangkar tertentu adalah kunci untuk meningkatkan peringkat SEO. Akibatnya, banyak webmaster dan profesional SEO fokus pada kuantitas tautan tanpa peduli kualitasnya. Sayangnya, hal ini membuat banyak situs dengan tautan buruk dan tidak relevan mendominasi hasil pencarian.
Google menyadari penyalahgunaan ini dan merilis Webspam Update, yang kemudian dikenal sebagai Penguin, pada 24 April 2012. Pembaruan ini menargetkan masalah seperti penjejalan kata kunci dan skema tautan, serta menghukum situs yang memiliki profil tautan masuk (backlink) yang tidak alami dan manipulatif.
Baik Matt Cutts maupun Andrey Lipattsev menegaskan bahwa konten, tautan (backlink), dan RankBrain adalah tiga faktor utama dalam menentukan peringkat. Semua elemen ini sama pentingnya. Tidak ada yang lebih penting dari yang lain menurut Google.
Namun, mitos yang harus segera ditinggalkan adalah: tautan lebih berharga daripada konten. Sebaliknya, fokuslah untuk membuat banyak konten baru yang berkualitas atau memperbaiki konten yang sudah ada. Informasi sudah ada di tangan Anda.
Profil tautan yang alami dari situs yang memberikan backlink berkualitas serta konten yang baik akan membantu meningkatkan peringkat situs Anda. Banyak ahli SEO yang telah melewati berbagai perubahan algoritma Google dan berhasil mencapai hasil yang baik.
3. Tautan di Komentar Blog dan Forum Akan Membuat kita Mendapat Penalti Google
Mitos SEO yang mengatakan bahwa tautan dalam komentar dan forum akan otomatis menyebabkan penalti Google sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Beberapa orang berpikir semua aktivitas di komunitas online seperti ini beracun, tetapi itu tidak selalu kasusnya. Ada perbedaan yang jelas antara forum atau komentar yang dipenuhi spam dan direktori situs yang mencurigakan.
Namun, kita harus ingat bahwa forum memiliki banyak manfaat seperti memiliki pengguna yang spesifik, topik yang relevan, pengguna setia yang berkontribusi pada lalu lintas berulang, dan kesempatan untuk membangun kepercayaan melalui interaksi yang autentik. Karena itu, Google tidak akan memberikan penalti selama tautan di forum atau komentar relevan dan bermanfaat bagi pembaca, bukan spam.
Spam memang menjadi masalah besar di masa lalu, terutama ketika forum populer dibanjiri dengan tautan yang hanya bertujuan untuk mendapatkan backlink tanpa ada nilai bagi audiens.
Tetapi seiring berjalannya waktu, forum yang bereputasi baik, seperti Reddit, Moz Forum, atau Quora, telah menetapkan aturan ketat pada konten buatan pengguna (user-generated content/UGC), dan tautan di sana bisa menjadi sumber informasi yang berharga jika digunakan dengan benar.
dilansir dari cognitiveseo.com Sebagai tambahan, menurut penelitian dari Ipsos MediaCT/Crowdtap, generasi milenial menghabiskan sekitar 30% waktu konsumsi media mereka dengan konten buatan pengguna dan menganggapnya lebih berkesan dibandingkan media lain. Ini menunjukkan bahwa komunitas yang berbasis UGC, seperti forum, tetap memiliki nilai penting dalam membangun kepercayaan.
4. Sinyal Sosial Tidak Berdampak pada SEO
Di dunia digital saat ini, banyak orang masih memperdebatkan seberapa besar pengaruh sinyal sosial terhadap SEO. Ada anggapan umum bahwa aktivitas sosial seperti ‘likes’ di Facebook atau Twitter tidak berkontribusi pada peringkat pencarian Google. Namun, mari kita luruskan beberapa hal.
Banyak orang bertanya, “Apakah benar bahwa ‘likes’ di platform sosial tidak mempengaruhi peringkat Google? Jadi, untuk apa saya perlu meningkatkan aktivitas sosial?” Atau, “Apa manfaat SEO dari menautkan ke postingan Instagram atau Facebook?”
Sebagai gantinya, fokus yang seharusnya kita miliki adalah: “Apakah situs Anda memberikan nilai tambah bagi pengguna?” Pertanyaan ini jauh lebih penting daripada hanya mencari manfaat langsung untuk SEO.
Memang benar bahwa ‘likes’ di sosial media tidak secara langsung mempengaruhi peringkat di Google. John Mueller, seorang analis di Google, menjelaskan bahwa tidak ada sinyal peringkat langsung dari aktivitas sosial dalam algoritma Google.
Google memperlakukan konten di platform seperti Facebook dan Twitter sebagai halaman web biasa, tetapi tidak menganggapnya sebagai faktor peringkat. Namun, ini tidak berarti bahwa sinyal sosial tidak memiliki nilai sama sekali untuk SEO.
Sinyal sosial dapat berkontribusi dengan cara yang berbeda. Dengan meningkatkan kehadiran merek Anda di jejaring sosial, Anda dapat menarik lebih banyak lalu lintas ke situs web Anda.
Studi menunjukkan bahwa ada korelasi antara kehadiran sosial yang kuat dengan peringkat yang lebih baik di mesin pencari. Artinya, semakin baik posisi situs Anda di hasil pencarian, semakin besar kemungkinan akun sosial Anda mendapatkan lebih banyak perhatian.
Penemuan menarik lainnya dari Larry Kim menunjukkan bahwa keterlibatan tinggi di postingan Facebook bisa berhubungan erat dengan rasio klik-tayang (CTR) di pencarian organik. Ini berarti bahwa postingan dengan tingkat interaksi yang tinggi memiliki peluang lebih besar untuk menarik perhatian pengguna di hasil pencarian.
5. Semua Backlink yang Dibuat Sama
Ketika kita berbicara tentang backlink, penting untuk diingat bahwa tidak semua tautan diciptakan sama. Ada tautan yang baik dan ada pula yang buruk. Mari kita lihat lebih dekat perbedaan antara keduanya.
Misalnya, jika kita bandingkan tautan dari Berita Tempo, sebuah majalah bisnis terkemuka, dengan tautan dari bananaroots.wordpress.com, yang merupakan blog tentang pisang, tentu kita bisa melihat perbedaan yang signifikan.
Tautan dari Berita Tempo jelas lebih berharga karena berasal dari domain yang memiliki otoritas tinggi dan relevansi industri yang lebih besar. Sementara itu, tautan dari blog sederhana mungkin tidak memberikan dampak yang sama.
Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan saat kita membahas backlink, seperti otoritas domain, relevansi, dan pengaruh halaman. Mungkin perlu satu artikel penuh dan banyak waktu untuk menguraikan semua mitos seputar SEO dan membantunya.
Salah satu aspek penting dalam SEO adalah ekuitas tautan (yang sebelumnya dikenal sebagai jus tautan), yang mengacu pada nilai dan otoritas yang diteruskan dari satu halaman ke halaman lain. Ini sangat penting terutama untuk link website dofollow, yang memberikan pengaruh positif terhadap peringkat di mesin pencari.
Mari kita akui bahwa tidak semua backlink memiliki nilai yang sama, dan fokuslah pada mendapatkan tautan yang lebih “menarik” atau berkualitas tinggi.
6. Kepadatan Kata Kunci (Keyword Density) harus berada di 2% Untuk Naik Peringkat
Kata kunci selalu menjadi topik hangat dalam dunia SEO, dengan banyak perdebatan tentang seberapa banyak kata kunci yang seharusnya digunakan dalam konten. Ada yang berpendapat bahwa kepadatan kata kunci harus 10%, 4.5%, atau 7%. Namun, pertanyaannya adalah mengapa kita merasa begitu sulit untuk menulis dengan cara yang alami?
Ironisnya, kita sering berpikir tentang apa yang akan dipikirkan algoritma tentang konten kita, sementara algoritma itu sendiri justru mempertanyakan: “Apa yang akan dipikirkan manusia tentang ini?”
John Mueller dari Google pernah menyatakan bahwa fokus seharusnya bukan pada kepadatan kata kunci, melainkan pada keterbacaan konten. Konten yang ditulis secara alami jauh lebih penting daripada sekadar memperhatikan seberapa sering kata kunci muncul. Jika kita terlalu fokus pada kepadatan kata kunci, konten kita akan tampak tidak alami, dan Google dapat mengenali pola tersebut.
Sayangnya, hingga tahun 2024, masih banyak yang bertanya tentang persentase ideal kepadatan kata kunci untuk meningkatkan peringkat di Google.
Kita seharusnya kembali ke dasar: kualitas dan kealamian. Tidak ada persentase ideal untuk kepadatan kata kunci. Sebaiknya, fokuslah pada penggunaan kosakata yang beragam, pengertian semantik, dan panjang teks yang memadai. Ini akan membantu Anda menghindari penjejalan kata kunci. Ingatlah untuk tidak menggunakan terlalu banyak kata kunci yang sama dalam konten Anda.
Kesimpulan
Artikel ini menguraikan 6 mitos SEO yang tidak berpengaruh pada peringkat pencarian Google. Mitos-mitos ini mencakup kesalahpahaman seputar konten bertab, pentingnya tautan dibandingkan konten, dampak sinyal sosial, dan kepadatan kata kunci.
Penjelasan ini menekankan bahwa SEO bukanlah trik cepat, melainkan proses berkelanjutan yang memerlukan perhatian pada kualitas konten dan relevansi tautan.
Dalam era di mana algoritma Google terus berubah, penting bagi pemilik situs web untuk menghindari taktik yang sudah ketinggalan zaman dan fokus pada praktik SEO yang lebih efektif dan alami, seperti menghasilkan konten berkualitas tinggi dan membangun profil tautan yang relevan.
Baca Juga: Apa Bedanya Website Berbayar dan Gratis? Cek Jawabannya Disini!